Banjarmasin – Physical Distancing yang diterapkan oleh Pemerintah di tengah wabah pandemi COVID-19 membuat interaksi fisik antar individu menjadi terhambat. Proses pembelajaran bahkan bekerja secara tatap muka ditiadakan dan diganti dengan aktivitas secara online. Penerapan sistem Work From Home (WFH) banyak membuat orang-orang menggunakan aplikasi video conference agar pertemuan tetap berlangsung walau terpaut oleh jarak.
Zoom adalah salah satu aplikasi konferensi video yang sering digunakan untuk proses meeting maupun proses pembelajaran. Aplikasi yang laris karena upaya pencegahan penyebaran virus corona ini sudah didirikan sejak tahun 2011 lalu. Dilansir dari CNBC Indonesia (3 April 2020), wabah ini telah membuat kekayaan CEO Aplikasi Zoom, Eric Yuan meningkat sekitar Rp 64 Triliun dalam 3 bulan terakhir.
Namun, kabar kurang mengenakkan baru saja tersebar. Dalam data yang dilaporkan oleh CNBC Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 500 ribu akun Zoom dilaporkan dijual di situs dark web dan forum peretas. Dark web atau juga dikenal dengan darknet adalah sebuah bagian dari internet yang tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Cara peretas mengambil akun pengguna ialah dengan membobol salah satu akun Zoom. Setelah berhasil melakukan login, mereka lalu berupaya untuk membobol sistem privasi data kemudian menghimpun ratusan ribu akun tersebut dan dijual kepada peretas lain untuk melakukan serangan Zoombombing.
Zoombombing adalah aksi pembajakan yang dilakukan oleh orang-orang tidak dikenal berupa gangguan dengan mengirim gambar-gambar tidak senonoh atau ujaran kebencian disertai ancaman.
Diperangkat berbasis iOS disebut-sebut mengirim data pribadi pengguna data ke Facebook yang dilakukan tanpa sepengetahuan pengguna. Namun, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan bahwa akun yang dijual tersebut bukan berasal dari database Zoom melainkan dari database password dump. Menurut beliau, peretas menggunakan database tersebut untuk mencoba dan berhasil masuk ke akun Zoom sebab banyak orang cenderung menggunakan kata sandi yang sama untuk layanan yang berbeda.
Peneliti dari Cybersecurity Cyble menyarankan kepada pengguna aplikasi Zoom untuk sering mengubah kata sandi akun untuk menghambat peretasan akun oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Masalah keamanan dan privasi Zoom ini sangat serius karena ditakutkan kebocoran informasi apabila sedang mengikuti meeting yang serius, termasuk yang dilakukan pejabat-pejabat negara atau perusahaan bahkan organisasi.
Menyadari hal ini, pihak Zoom akan memberhentikan pengembangan aplikasinya dan akan berfokus ke masalah keamanan dan privasi. Pendirinya, Eric Yuan meminta maaf atas masalah keamanan dan privasi data itu. Ia mengakui bahwa platform-nya telah gagal memenuhi harapan privasi dan keamanan. Dalam beberapa hari terakhir, Zoom telah merilis versi terbaru yaitu Zoom 5.0 yang mempunyai fitur keamanan dan privasi lebih tinggi dan dapat melindungi data. Ini merupakan pembaruan untuk menepis isu sebelumnya dan diklaim lebih aman dan kebal dari Zoombombing.
Tim 1 :
Rasyid Al Izhar
Helma Azizah
Mayra Shafira