Banjarmasin – Pandemi COVID-19 masih saja menghantui bumi pertiwi sejak awal Maret hingga bulan suci Ramadhan tahun 1441 H ini. Pemberlakuan Physical Distancing yang diterapkan oleh pemerintah mengakibatkan sejumlah sekolah dan perguruan tinggi mengharuskan mengganti sistem belajar yang semula tatap muka menjadi sistem belajar via daring (dalam jaringan).
Sejatinya, mahasiswa tidak hanya dihantui oleh Virus Corona yang membuat aktivitas terhambat saja, namun dihantui pula oleh tugas dan Ujian Akhir yang sedang dijalani oleh sebagian PTN di Indonesia. Kuliah dengan sistem online di tengah bulan Ramadhan ini menuai beragam tanggapan dari kalangan mahasiswa.
“Beban tugas terasa semakin berat, apalagi di minggu-minggu UAS. Rasanya seperti lebih terforsir,” tutur salah seorang mahasiswa. Jam kuliah yang tidak beraturan dan terkadang tergantung sesuai kehendak dari dosen, membuat jadwal berantakan bahkan sampai terbentur dengan jadwal mata kuliah lain.
Perasaan lemas, mengantuk dan bosan serta jaringan yang tidak stabil merupakan kondisi kebanyakan mahasiswa sekarang ini. Terlebih ketika berada dipuncak rasa lapar dan haus karena sedang menjalankan ibadah puasa khususnya bagi umat Islam, tak jarang menimbulkan kelesuan dan kurangnya konsentrasi dan fokus yang menyebabkan mahasiswa menjadi kurang serius dalam menjalani perkuliahan.
Tentunya ketika di luar bulan Ramadhan, perasaan malas dan mengantuk juga ada saat menjalani perkuliahan. Perbedaannya, perasaan itu dapat dihilangkan dengan makan dan minum yang tidak dapat dilakukan saat sedang menjalani ibadah puasa. Sejumlah mahasiswa juga mengeluhkan perihal rendah atau hilangnya koneksi internet yang terjadi saat perkuliahan online.
“Kendala jaringan sangat membuat hati kami bergejolak karena tidak hanya kehilangan konsentrasi ketika dosen menerangkan suatu materi, tetapi juga sedang menjalankan ibadah puasa yang tentu saja membuat tubuh lemas dan mudah lelah,” keluh salah seorang mahasiswa.
Dari berbagai tanggapan berupa keluhan saat menjalani perkuliahan online di bulan Ramadhan, masih ada sejumlah mahasiswa yang melihat dari sisi positif. Menurutnya, mengikuti perkuliahan di bulan suci ini akan mengurangi kebiasaan malas-malasan ataupun tidur yang berlebihan.
Saat dihadapkan dengan pilihan untuk kuliah daring atau kuliah tatap muka ditengah bulan Ramadan, sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk kuliah tatap muka saja. Hal ini dikarenakan kuliah tatap muka terasa lebih membangkitkan semangat dan menyenangkan sebab bertemu dengan teman-teman, sehingga dapat mengurangi rasa bosan atau kantuk yang melanda serta lelah yang menjadi tidak terasa.
Faktor yang mengakibatkan hal ini sebenarnya ialah rasa bosan, karena dari yang biasanya dapat bebas namun sekarang harus karantina di rumah yang sudah selama hampir ±2 bulan ini. Ditambah dengan memasukinya bulan Ramadan, yang menjadikan waktu produktif dalam kuliah berkurang dan tenaga melesu. Sebagian besar mahasiswa lebih memilih kuliah secara tatap muka dan berharap agar wabah Virus Corona segera berakhir serta kebijakan ini ditiadakan supaya dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Tim 1 :
Rasyid Al Izhar
Helma Azizah
Mayra Syafira