Banjarmasin – Kegiatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak tanggal 13 Januari 2021 lalu. Ditandai dengan disuntiknya Presiden Joko Widodo sekaligus menjadi orang pertama penerima vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Dilansir dari Kompas.com, sampai saat ini program vaksinasi telah mencapai tahap kedua dengan sasaran lansia dan pemberi layanan publik. Vaksinasi tahap kedua ini ditargetkan diterima oleh 21.553.118 lansia dan 17.327.167 petugas publik. Mengikuti terbitnya kabar ini, muncul berbagai tanggapan dari mahasiswa ULM.
Salah satunya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM Jurusan IESP Angkatan 2020, Dhimas Wahyu Sasongko menuturkan bahwa vaksinasi covid-19 lebih baik segera dilaksanakan. Menurutnya pembelajaran online tidaklah efektif jika dilakukan terus-menerus.
“Hal ini berkaitan dengan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan dosen. Faktanya saat ini mahasiswa paling tidak hanya mampu menyerap 60% – 70% materi yang disampaikan. Oleh karena itu, sangat perlunya kajian mengenai vaksinasi ini agar diselesaikan dan segera diwujudkan ke mahasiswa. Tujuannya agar pembelajaran secara offline dapat tercapai demi kebaikan bersama,” jelasnya.
Namun ditengah berlangsungnya program vaksinasi Covid-19, masyarakat dihebohkan dengan munculnya kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas yang ditemukan di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada Selasa, 27 April 2021 lalu.
Dilansir dari tempo.co, atas kasus tersebut Kepolisian Polda Sumut telah menetapkan lima orang tersangka. Mereka adalah PM sebagai Branch Manajer Laboratorium Kimia Farma, berperan sebagai penanggungjawab laboratorium dan yang menyuruh melakukan penggunaan cutton buds swab antigen bekas. Kemudian terdapat tersangka lain yaitu SR, DJ, M dan R yang memiliki perannya masing-masing.
Terungkapnya kejadian tersebut tentunya menuai tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya dari kalangan mahasiswa ULM. Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM, Sri Dewi Wahyuni mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh para tersangka dalam kasus tersebut merupakan tindakan tercela. Ia juga berharap semoga para oknum mendapatkan hukuman yang setimpal dan pemerintah dapat bergerak dengan cepat dalam menindak lanjuti kasus-kasus sejenis.
Meskipun banyak kasus baru yang terus bermunculan terkait Covid-19, semua pihak tentu mengharapkan program vaksinasi dapat cepat selesai sehingga hal tersebut dapat membantu untuk memutus rantai penyebaran virus Corona dan menekan angka kasus Covid-19 yang masih terus meningkat. Dan juga diharapkan pemakaian alat rapid test antigen bekas sebaiknya tidak dilakukan karena dapat memicu terkontaminasinya alat test tersebut dengan virus atau bakteri.
Jurnalis:
Nur Fikri Hapip
Noor Syfa Aulia
Redaktur:
Aminah Cutari Zahra