Banjarmasin-Meningkatnya kasus COVID-19 di Kalimantan Selatan memaksa pemerintah pusat mengeluarkan putusan untuk memperpanjang PPKM. PPKM level 4 ini diperpanjang terhitung sejak 6 September dan berlangsung hingga 20 September 2021 untuk daerah Banjarmasin, Banjarbaru, dan Kotabaru. Hal ini tentunya menambah panjang pertanyaan masyarakat, terutama mahasiswa. Kapan sebenarnya kita bisa kembali melaksanakan kuliah tatap muka seperti semula?
Sebagaimana dimuat dalam artikel Kompas TV, Nadiem Makarim menganjurkan universitas yang berada di zona PPKM level 1-3 untuk melakukan kuliah tatap muka dan ia menambahkan bahwa dewan pengajar sudah harus mendapat vaksinasi sebanyak 2 kali.
“Saat ini sudah boleh PTM terbatas untuk semua sekolah pada wilayah PPKM Level 1 hingga 3,” kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (25/8/2021).
Hal ini tentu masih belum dapat terjadi mengingat Kalimantan Selatan masih dalam keadaan PPKM level 4. Salah satu anggota tim pakar Covid-19 ULM sekaligus dosen FEB, Hidayatullah Muttaqin, SE, MSI, Pg.D, menyatakan,
“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memang mendorong pelaksanaan Perkuliahan Tatap Muka untuk sekolah dan perguruan tinggi. Tetapi, pertimbangan keselamatan mahasiswa, staf universitas dan masyarakat harus menjadi dasar pengambilan keputusan.”
Untuk kesiapan dari ULM, khususnya FEB sendiri, Muttaqin menilai bahwa fakultas belum siap untuk mengadakan perkuliahan tatap muka. Ia menambahkan syarat dari perkuliahan tatap muka adalah di samping harus dipastikan kasus dan tingkat penularan rendah sesuai standar WHO, seluruh dosen, staf universitas dan mahasiswa yang melaksanakan kuliah tatap muka harus sudah divaksin dua kali suntikan, vaksinasi pada tingkat masyarakat di Banjarmasin dan Banjarbaru juga minimal sudah tercapai 50 persen untuk dua dosis.
“Pelaksanaan kuliah tatap muka harus dikaji secara matang dan komprehensif, berbasis data dan evidence, terutama siap dengan strategi mitigasi dan sumber daya pendukungnya,” ujarnya.
Apabila semua hal berjalan lacar dan rata-rata warga ULM sudah menerima vaksinasi, Muttaqin tetap berspekulasi bahwa perkuliahan offline masih belum dapat dilaksanakan pada semester depan. Ia beralasan bahwa permasalahan utamanya adalah capaian vaksinasi masih lambat, terutama untuk vaksinasi dua dosis. Sementara varian baru yang berbahaya terus bermunculan yang dapat mengurangi efikasi vaksin. Ia juga berpesan betapa pentingnya penerapan prokes, tracing, testing, dan treatment, serta vaksinasi agar pandemi cepat terkendali.
Disisi lain, salah satu mahasiswa FEB ULM ikut menanggapi mengenai PPKM yang masih terus berlanjut dimana menurutnya dampak PPKM yang masih terus diperpanjang disini akan menghambat proses pembelajaran yang telah direncanakan untuk tatap muka tetapi terpaksa kembali secara online.
“Hal tersebut membuatnya sedikit kecewa oleh rencana kuliah offline yang telah di jadwalkan sebelumnya malah terpaksa di batalkan.”
Ia juga menambahkan jika PPKM sudah selesai kuliah tatap muka haruslah cepat segera dilaksanakan karena dengan kuliah secara offline akan lebih fokus dalam menjalani pembelajaran. Ia juga menceritakan mengenai kejadian menariknya saat berlangsungnya PPKM.
“Ketika saya dan teman-teman sedang ‘nongki’ di jalan Gatot, sekitar jam 10 malam tiba–tiba datanglah Satpol-PP yang menyuruh saya dan teman-teman untuk bubar, tetapi disarankan oleh Satpol-PP untuk bayar dulu sebelum bubar dan ketika sudah membayar saya pun dan teman–teman segera pulang ke rumah,” ungkapnya
Dengan adanya PPKM yang terus berlanjut disini diharapkan dapat mengatasi pandemi Covid yang semakin meningkat setiap harinya dan membuat kesadaran masayarakat meningkat, terutama mengenai pentingnya menjaga protokol kesehatan yang ada agar PPKM dapat cepat berhenti, supaya masyarakat dan mahasiswa dapat beraktivitas kembali dan kampus segera dibuka.
Jurnalis:
Misbahul Khair
Nurjannah
Redaktur:
Aminah Cutari Zahra