Banjarmasin-Pembebasan pedangdut Saipul Jamil yang disambut layaknya pahlawan dengan adegan pengalungan bunga pada hari Kamis (2/9/2021) lalu banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. Dilansir dari kompas.com, Saipul Jamil sebelumnya telah mendekam di penjara atas kasus pencabulan anak dibawah umur dan perkara suap dengan hukuman kurungan selama 5 tahun 7 bulan.

Polemik terkait Saipul Jamil ini tidak hanya berhenti disitu saja, tetapi juga saat adanya undangan untuk Saipul Jamil tampil pada tayangan “Kopi Viral” Trans TV pada Jumat (3/9/2021) lalu yang dikecam oleh publik. Menanggapi hal tersebut, Trans TV pun menyampaikan permohonan maaf.

Namun, beberapa hari kemudian timbul polemik baru mengenai Saipul Jamil atas pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yaitu Agung Suprio dalam podcast yang ditayangkan di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis (9/9/2021) lalu. Pada saat itu, Ketua KPI menyatakan bahwa Saipul Jamil boleh tampil di televisi untuk konteks edukasi.

Hal tersebut menuai kecaman keras dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) maupun pihak publik. Kabar terakhir, kejadian ini berujung pada penyampaian permohonan maaf kepada publik atas pemilihan diksi yang kurang tepat oleh KPI diwakili komisionernya, Mulyo Hadi Purnomo.

Ditengah polemik Saipul Jamil yang tak kunjung usai, KPI yang pada dasarnya bertugas mengawasi program siaran tv malah ikut terseret namanya atas kasus dugaan perundungan dan  pelecehan yang dilakukan oleh berbagai oknum pegawai seniornya kepada pegawai lain berinisial MS yang merupakan seorang laki-laki. Kasus ini viral setelah adanya pengakuan dari korban di sosial media twitter.

Dilansir dari tempo.com, korban MS mengaku telah mengalami perundungan ketika ia baru bergabung dengan KPI sejak tahun 2011 yang berlanjut sampai 2014.  Puncaknya, pada tahun  2015 MS juga mengaku mengalami pelecehan seksual.

Di tahun berikutnya korban mulai merasa sering sakit akibat mental down dan trauma atas kejadian tersebut. Pada tahun 2017-2020, akibat tak tahan dirusak serta dilecehkan, korban pun berupaya melaporkan ke pihak Komnas HAM dan Polsek Gambir yang berujung nihil. Sampai pada akhirnya, curahan atas kejadian yang menimpa korban MS tersebut viral di jagat maya pada Rabu (1/9/2021) lalu.

Namun, para terduga pelaku berencana melaporkan balik korban atas kasus pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE akibat adanya dugaan korban telah menyebarkan identitas pribadi mereka kepada publik yang berujung pada terjadinya cyber bullying.

Dilain sisi, KPI sebagai pihak tempat terjadinya kasus ini sempat dituding mencoba mengintervensi namun mereka segera membantah dan mengaku akan menyerahkan prosesnya pada hukum. Sampai saat ini, kasus ini pun masih dalam tahap penyelidikan.

Jurnalis:
Noor Syfa Aulia
Nur Fikri Hapip

Redaktur:
Aminah Cutari Zahra