Banjarmasin – Diawali dengan kabar isu tatap muka yang akan diadakan pada awal semester. Pertama kali masuk kuliah tatap muka diarahkan hanya untuk angkatan 2020 dan 2021, karena terdapat kendala seperti jumlah mahasiswa yang cukup banyak hingga tidak bisa terkontrolnya social distancing sesuai dengan protokol kesehatan sehingga terdapat kabar bahwa ada dosen dan mahasiswa yang terpapar Covid-19 baru yaitu omicron.
Surat edaran yang masuk setiap Jumat membuat banyak mahasiswa bingung dan menunggu kepastian dari pihak kampus, apakah pembelajaran akan diadakan secara daring atau luring?
Tak kunjung mendapat kepastian akan keberlangsungan kuliah luring menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswa perantau. Bagaimana tidak? Kabar akan diadakannya kuliah luring pada awal semester baru membuka secercah harapan bagi mereka yang tidak pernah merasakan kuliah luring. Kuliah tatap muka bagaikan sebuah angin segar yang cukup dinantikan mahasiswa. Beberapa mahasiswa bahkan sudah datang lebih awal untuk menyambut perkuliahan ini.
Namun, keinginan itu terpaksa pupus lantaran munculnya surat edaran ditundanya keberlangsungan kuliah luring. Hal ini dilatarbelakangi oleh kasus Covid-19 yang kian meningkat beberapa waktu belakangan. Surat edaran yang terbit setiap minggunya seakan mematahkan ambisi para mahasiswa. Nasib mahasiswa perantau yang sudah terlanjur menginjakkan kaki di Banjarmasin pun kian menjadi perhatian.
Hingga detik ini, kita juga belum terlepas dari jeratan Pandemi Covid-19. Harapan akan kembalinya kehidupan seperti semula mungkin harus ditelan mentah-mentah dengan munculnya berbagai varian baru dari Covid-19. Hal tersebut cukup berdampak terhadap kelangsungan pendidikan di Indonesia, khususnya pada jenjang perguruan tinggi sehingga untuk saat ini, opsi kuliah daring mungkin menjadi satu-satunya solusi yang ada.
Namun, alangkah baiknya pihak kampus memberikan arah yang lebih jelas mengenai mekanisme pembelajaran pada semester ini. Apakah akan daring atau luring sehingga mahasiswa tidak perlu bingung dan ragu apabila ada yang ingin pulang ke kampung halaman. Kepastian dari pihak kampus adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa perantau saat ini.
Harapannya agar pihak kampus dapat segera memutuskan bahwa perkuliahan akan dilakukan secara daring atau luring sehingga banyak di antara kami tidak mengalami kebimbangan apakah lebih baik untuk pulang ke kampung atau diam di tempat sembari menunggu surat edaran disampaikannya perkuliahan luring. Singkatnya, tidak semua mahasiswa mampu memenuhi kebutuhan hidup berlama-lama, jika kepastiannya pun tak kunjung ada.
Jurnalis :
Lisa Nor Fitriani
Olivia Andriani
Siti Aisyah
Redaktur :
Aprilliani