Seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu kecanggihan teknologi pun kian berkembang. Teknologi dapat dikatakan selalu menyertai seluruh aktivitas manusia karena sangat berguna dan memudahkan seluruh aktivitas manusia dimana saja dan kapan saja. Contoh kecil yang sangat umum ialah gadget, benda ini sangat digandrungi karena memiliki kegunaan yang sangat kompleks dan memudahkan semua orang.
Tidak dapat dipungkiri dalam hal pendidikan sekalipun, lagi-lagi telepon pintar ini sangat berguna disegala situasi seperti contohnya penggunaan internet browsing untuk mencari suatu informasi. Dunia perkuliahan pun tidak lepas dalam hal ini, seringkali kita menjumpai sebagian mahasiswa lebih memilih menggunakan gadgetnya untuk mengabadikan materi perkuliahan dibandingkan dengan mencatatnya secara langsung dibuku, alasannya pun beragam seperti pendapat dari salah satu mahasiswa yang lebih suka menggunakan gadgetnya untuk mengabadikan materi dari dosen karena menurutnya menulis saat perkuliahan sedang berlangsung membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak sehingga sering tidak sempat diselesaikan. “Saya lebih suka memotret materi daripada mencatatnya langsung, karena jika menulis bisa tidak sempat dan kurang jelas melihat jika duduknya agak jauh dibelakang”. Ungkap thoriq. (09/4)
Mahasiswa lain juga membenarkan jika tidak dapat melihat dengan jelas saat duduk diurutan belakang sehingga membuatnya kesulitan menulis “kalau duduk dibelakang itu kurang jelas tulisannya jadi difoto saja, nanti dirumah baru disalin”
Lain halnya dengan Novia, ia mengungkapkan jika lebih suka menulis langsung saat itu juga, meskipun kadang tetap memotretnya untuk berjaga-jaga. Menurutnya jika hanya memotret materi pembelajaran nantinya belum tentu akan ditercatat dirumah, mungkin lupa atau justru ada kesibukan lain. Ia juga menyebutkan apabila menjelang middle test dan final test lebih mudah membaca materi yang sudah tercatat dibuku daripada mencari-cari foto di handphone. (14/4)
Masing-masing mahasiswa memiliki caranya sendiri, entah itu mencatat ataupun memotret. Hal tersebut tidak menjadi suatu masalah asalkan ia tetap dapat memahami materi perkuliahan yang dibahas. Seperti komentar salah satu dosen “mahasiswa menulis atau memfoto itu terserah mahasiswa saja, silahkan kalau mau difoto atau ditulis, namun jika mau didokumentasikan lebih baiknya ditulis biar terbaca” ungkap Bapak Achmad Suhaili, SE, M.Si. Beliau juga menambahkan apabila beliau pribadi lebih senang memberikan file langsung kepada mahasiswa agar dapat dicetak dan dipelajari kembali. (09/4)
Reporter
Feni Ulfiah
Khairunnisa
Norulina Hartati