Di masa modern ini bermain game khususnya game digital adalah hal yang lumrah bagi semua kalangan, tak kenal usia, tempat, ataupun kasta, kini game telah merambah ke seluruh dunia, bahkan telah sampai ke indonesia. Bermain game tidak lagi semata mata ditujukan untuk melepas penat ataupun sekedar mencari hiburan, tapi bermain game sekarang bisa menjadi lahan pekerjaan. Sekarang dengan adanya e-sport para pemain game bisa menyalurkan hobi dan bakat mereka di arah yang lebih bermanfaat dan menghasilkan. Mungkin dahulu hanya beberapa atau segelintir orang yang mau menggeluti bidang ini, karena dianggap tidak memberikan profit dan masa depan yang menjanjikan, tapi dimasa sekarang keadaan berbalik seratus delapan puluh derajat, e-sport menjadi incaran bagi kaum milenial karena menjadi perpaduan antara hobi bermain game dan penghasilan yang menjanjikan.
Sekarang kita tahu Ada berbagai macam game yang bisa dibilang telah merasuki segala macam individu di Indonesia, khususnya game mobile atau game yang bisa dimainkan di perangkat portable seperti handphone. Nama game seperti mobile legend dan PUBG sudah menjadi lumrah dimainkan setiap waktu oleh semua kalangan, baik anak anak, remaja, dewasa, siswa sekolah, mahasiswa bahkan pekerja sekalipun. Game mobile bahkan telah memasuki wilayah- wilayah khusus seperti sekolah bahkan juga universitas di Indonesia. Melihat kondisi ini pengembang game online khususnya pengembang game PUBG melakukan terobosan dengan mengadakan turnamen khusus untuk universitas universitas di Indonesia turnamen ini bernama PMCC.
PMCC 2018-2019 pelaksanaan seleksi nya di mulai sejak 2018 lalu, sejak pelaksanaannya dilakukan seleksi secara online dan offline terhadap sekitar 2.500 tim yang mendaftar. Kampus luar jawa dilakukan seleksi secara online, dan untuk tim di daerah jawa sendiri secara offline, dari seleksi ini hanya 16 tim yang berhak bertanding di grand final yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 maret 2019 di mall taman anggrek, Jakarta barat. Dari 16 tim yang lolos ULM adalah salah satu tim yang ikut bertanding pada grand final turnamen ini. Ini merupakan salah satu kejutan bagi kalimantan khususnya kalimantan selatan sendiri, dimana Kalimantan selatan mampu merambah dunia e sport hingga sejauh ini, tim ini salah satunya tim yang mewakili dari kalimatan selatan yang mampu masuk ke grand final di PMCC 2018-2019. Hal ini menandakan bahwa sumber daya manusia dibidang e-sport di Kalimantan selatan juga ada, dan mereka mampu menunjukan prestasi yang gemilang di bidangnya. Salah satu tim yang lolos yaitu tim dari ULM diwakili oleh tim bernama squad AB Matador yang beranggotakan GUSTI ILYAS NAUFALDY, MARI’E MUHAMMAD REZA, GUSTI ANDRA RIZQAN FIRDAUSSI, dan HAFIZ SOLAHUDIN, yang semuanya berasal dari fakultas ekonomi dan bisnis universitas lambung mangkurat. Keluar sebagai juara 10 di grand final PMCC merupakan sebuah prestasi yang sangat luar biasa, karena mampu bersaing dengan 2.500 tim dan mampu menjadi 10 terbaik diantara ribuan tim tersebut.
Salah satu atlet yang mewakili yaitu gusti andra rizqan Firdausi, mengatakan bahwa ia dan timnya tidak menyangka akan bisa mencapai prestasi sejauh ini, ia juga merasa sangat bangga sekali bisa menjadi salah satu yang terbaik dari ribuan tim yang mengikuti seleksi yang notabene adalah pro player khususnya atlet atlet yang berasal dari wilayah jawa. Namun dibalik kebanggaan itu semua, kami juga mendapatkan informasi bahwa perlombaaan yang mereka ikuti ini tidak mendapat pantauan langsung dari universitas lambung mangkurat, atau dengan kata lain mereka bertanding awalnya atas nama tim yaitu AB Matador, namun ketika grand final berlangsung mereka membawa nama universitas mereka, yaitu universitas lambung mangkurat. Harapan mereka kedepan adalah universitas mampu dan mau memandang bidang ini yaitu e-sport, dan menghilangkan spekulasi bahwa bermain game adalah hal yang sia sia dan tidak menghasilkan, walaupun belum bisa dilihat secara maksimal mereka berharap prestasi dibidang non akademik seperti ini juga harus mendapat perhatian yang sama seperti prestasi di bidang akademik.
Untuk peertandingan e-sport yang sudah di laksanakan di FEB ulm, seperti yang sudah dilaksanakan oleh BEM dan juga ORMAWA atau himpunan organisasi lainnya, “harapan kedepannya pertandingan yang dilaksanakan bisa lebih terstruktur lagi layaknya turnamen yang mampu menarik para peserta untuk ikut berpartisipasi” ucap Andra, karena pertandingan yang sudah dilaksanakan masih jauh dari standarisasi turnamen, Dan untuk mahasiswa ataupun mahasiswi yang memiliki hobi yang sama ia mengharapkan jika memang serius di bidang ini serius lah menggeluti bidang tersebut, karena e-sport sedang mencapai masa jayanya di Indonesia, sehingga tidak salah memilih berkarier di bidang ini sekarang dan untuk menampik pandangan buruk bahwa bermain game itu tidak menghasilkan dan hanya buang buang waktu maka dapat dibuktikan secara fisik, yaitu dengan membuktikan bahwa e-sport nyatanya bisa menghasilkan uang dengan mengikuti bebagai macam turnamen. Bermain game juga tidak selalu berkonotasi negatif , di banding menikmati dunia malam dan mencicipi nikmatnya narkoba, mengisi waktu dengan bermain game jauh akan lebih bermanfaat bagi kinerja otak.
Sedangkan menurut pandangan salah satu mahasiswa ketika ia ditanya bagaimana pandanganya tentang hal ini, ia mengatakan “Saya cukup terkejut dan tidak menyangka dengan hal ini, bahwa kalimantan selatan juga berkembang dan mampu bersaing di bidang e-sport, dan menurut saya pandangan pandangan yang menganggap game adalah sesuatu yang tidak menghasilkan dan tidak bermanfaat mesti segera di hilangkan, karena ini adalah pikiran tua yang belum bisa berkembang mengikuti zaman, seharusnya dimasa modern ini kita harus berfikir bagaimana menjadikan hobi sebagai lahan usaha yang menguntungkan dan bisa mendatangkan penghasilan” ucap M. JASHUELLA EL MHAYADI salah satu mahasiswa akuntansi.
Tim : Harry firmansyah, Vina noviani, Shilvera sinanty
Redaktur : Aulia Nur Indriani