Banjarmasin–Pada Jumat, 3 Oktober, terjadi pertemuan penting yang melibatkan seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dalam sebuah rapat terbuka. Rapat ini dihadiri oleh perwakilan dari sebelas Ormawa di kampus, dan agenda utamanya berfokus pada isu yang melibatkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM), M. Soeb Alfian baru-baru ini terpilih menjadi Badan Pimpinan Pengurus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (BP PP ISMEI). Hal ini memunculkan banyaknya kontroversi bahwa Soeb, telah melanggar Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) ormawa FEB ULM.
Menurut sejumlah sumber, pelanggaran yang dilakukan mencakup ketentuan tentang keanggotaan dan batasan waktu menjabat. AD dan ART Ormawa FEB ULM secara jelas menetapkan bahwa seorang ketua umum di ormawa FEB ULM tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai ketua di organisasi manapun baik eksternal maupun internal dalam periode yang sama, untuk menjaga fokus dan integritas kepemimpinan.
Terpilihnya M. Soeb Alfian sebagai BP PP ISMEI disaat masih menjabat sebagai Ketua Umum BEM FEB ULM menimbulkan kontroversi di kalangan mahasiswa maupun ormawa yang ada di FEB ULM. Reaksi forum beragam. Beberapa berpendapat bahwa tindakan ini menciptakan konflik kepentingan dan mengurangi efektivitas kepemimpinan di tingkat fakultas. Tidak sedikit pula yang mengkritik, menilai bahwa tindakan tersebut menunjukan ketidakpatuhan terhadap aturan internal yang seharusnya dihormati.
“Keberangkatan kami kesana adalah andil dari Pak Dekan dan Pak Wakil Dekan, sebab dulu beliau juga pernah menjabat dan ikut dalam ISMEI ini, disana aku dan Najib disambut dan diperlakukan dengan baik,” ungkap Soeb.
Soeb juga menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam ISMEI justru merupakan Langkah strategis untuk meningkatkan kapabilitas dan jejaring FEB ULM. Ia juga menegaskan bahwa keberangkatannya bersama rekannya Najiburrahman Hafiz, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM),
menghadiri Kongres ISMEI ini bukan semata-mata kehendak pribadi, namun juga kehendak petinggi fakultas.
“Aku terpilih, bukan menjabat. Kalau terpilih berarti aku belum menjalankan kegiatan sebagai seorang ketua, hanya terpilih saja,” ujar Soeb.
M. Soeb Alfian menanggapi beberapa tuduhan tersebut dengan berpendapat bahwa di Kongres ISMEI ke-16 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 28-31 Agustus 2024, ia baru terpilih sebagai BP PP ISMEI periode 2024-2026, bukan menjabat. Sehingga ia tidak bisa disebut melanggar AD dan ART Ormawa FEB ULM. Ia menyamakan situasinya dengan kondisi di Pemilu, mengutip contoh bahwa ketika Prabowo terpilih, ia belum mulai bertindak sebagai pemimpin sampai resmi dilantik.
Pernyataan ini justru mendapat sanggahan keras dari BLM. Mereka menilai bahwa terpilihnya Soeb sebagai Ketua ISMEI sama saja dengan menerima jabatan tersebut, yang jelas-jelas melanggar AD/ART BEM.
“Apabila BLM yang memutuskan, ya aku benar-benar akan lengser dari jabatan Ketua BEM ini,” tutur Soeb
Soeb merasa sidang ini seperti serangan mendadak. Ia merasa diseret ke rapat tanpa pemberitahuan jelas dan menilai bahwa BLM bertindak terlalu jauh. Soeb bahkan meminta kejelasan apakah ia benar-benar akan dilengserkan sebagai Ketua BEM. Ia juga menegaskan bahwa jika keputusan ini berasal dari BLM, maka ia siap mundur.
Rapat ini tidak hanya diwarnai oleh perdebatan, tetapi juga adanya upaya untuk menyamakan persepsi. Oval, salah satu peserta rapat, mencoba meluruskan situasi dengan menyatakan bahwa tujuan rapat ini adalah untuk menyatukan pemahaman, apakah benar Soeb melanggar aturan rangkap jabatan atau tidak.
Di sisi lain, Taib, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen, secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap sikap BLM yang dianggapnya terlalu cepat menghakimi. Pernyataan Taib ini mendapat dukungan dari pihak Soeb, yang merasa bahwa BLM bertindak semena-mena dalam menyikapi masalah ini.
Penutupan rapat terbuka ini meninggalkan banyak tanda tanya di kalangan mahasiswa. Meski ada upaya untuk menyamakan persepsi, ketegangan antara BLM dan Soeb tetap belum terselesaikan. Sikap BLM yang tegas, ditambah dengan pembelaan dari beberapa pihak seperti Taib, menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa tengah dihadapkan pada dilema serius terkait aturan internal. Meski perdebatan terus berlangsung, mahasiswa berharap keputusan nantinya akan menjunjung integritas organisasi dan kepentingan bersama.
Jurnalis: Dwi Risa Apriliana @bcrsas_2.0 Rizky Amalliah @urnala_ Redaktur: Nur Jaidah @jjdhnrr