Mahasiswa pada dasarnya merupakan gambaran dari generasi-generasi penerus bangsa saat ini, yang berarti mahasiswa/i dituntut untuk memiliki etika yang baik sebagai generasi yang nantinya akan membangun bangsa dan tanah air, sekaligus menjadi contoh bagi generasi penerusnya. Etika bagi mahasiswa menjadi kontrol diri dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan suatu tindakan.
Menurut A. Mustafa Mengatakan bahwa etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran. mahasiswa adalah orang yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi, memiliki KTM, dan diakui oleh pemerintah serta mampu mencari ilmu sendiri karena sudah besar. Menurut Siallagan (2011), mahasiswa sebagai masyarakat kampus mempunyai tugas utama yaitu belajar seperti membuat tugas, membaca buku, buat makalah, presentasi, diskusi, hadir ke seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bercorak kekampusan. Di samping tugas utama, ada tugas lain yang lebih berat dan lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi.
Namun, semenjak munculnya globalisasi, membuat banyak nya perubahan yang terjadi pada gaya hidup, sosial budaya, hingga nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari. dari globalisasi bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki etika, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, tidak menyapa, berpakaian tidak sopan, mahasiswa yang lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna dari etika.
Selain itu, berkurangnya etika mahasiswa juga disebabkan oleh Longgarnya pegangan terhadap agama dan Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh kampus, masyarakat, dan yang paling utama adalah keluarga. karena dari dalam keluargalah faktor utama yang dapat menghambat atau setidaknya seorang anak dapat dikendalikan. Misalnya saja dengan bimbingan dan arahan dari orang tua, seorang anak diberi nasihat-nasihat yang baik tidak hanya pada saat berkumpul bersama saja, namun di sela-sela waktu yang ada hendaknya diberi arahan yang baik.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi menurunnya etika mahasiswa diantaranya adalah:
• pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang.
• Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
• Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk mengurangi pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
• Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.
• Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
• Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan seorang anak terjun ke dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubadzir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.