Banjarmasin- Jalanan di sekitar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM) sering kali dilanda banjir. Hal ini biasanya terjadi saat hujan deras dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Situasi banjir yang terjadi mengganggu aktivitas akademis dan administratif di FEB. Langkah-langkah preventif dan penanggulangan pun sedang dipertimbangkan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
Pada Jum’at (29/3), melalui wawancara dengan Bapak Muhammad Syaifullah, ST., MT., selaku Koordinator Bagian Tata Usaha, disebutkan bahwa penyebab terjadinya banjir ini dikarenakan jalanan di sekitar FEB yang rendah dan kurangnya daerah resapan air. Menurut beliau daerah resapan air yang ada tidak mampu menampung air dalam jumlah besar pada saat hujan deras, serta beberapa selokan yang sepertinya harus dibenahi.
“Selain curah hujan yang tinggi, penyebab lain dari banjir ini dikarenakan kurangnya daerah resapan air. Kami berencana untuk menambahkan sumur resapan sebagai daerah resapan air tambahan,” ungkap Bapak Muhammad Syaifullah.
Beberapa bagian jalan di sekitar FEB juga terlihat rusak. Hal ini menimbulkan keresahan karena saat terjadi banjir jalanan yang rusak ini akan tergenang air, sehingga tidak dapat dilihat secara langsung. Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi penyebab kecelakaan.
“Kemungkinan penyebab kerusakan jalan ini dikarenakan faktor cuaca dan usia jalanan yang sudah lama sejak diaspal terakhir kali sehingga sekarang sudah rapuh,” tambah Bapak Syaifullah berpendapat.
Tentu saja, keresahan ini juga dirasakan oleh beberapa mahasiswa/i dikarenakan banyaknya dampak buruk yang bisa saja terjadi, terutama saat musim hujan tiba. Mereka khawatir akan meningkatnya risiko kecelakaan di jalan, karena jalan yang licin dan penglihatan yang terbatas akibat hujan deras. Bahkan, genangan air yang tinggi dapat menyebabkan kendaraan mereka mogok.
“Ketika banjir tiba, sepatu menjadi basah bahkan kotor. Untuk berjalan pun kami harus mencari spot yang tidak tergenang banjir,” tutur Nor Eka Sopia, mahasiswi Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan.
“Saat berkendara di area genangan, saya merasa tidak nyaman karena agak menghambat kendaraan. Tetapi, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah karena genangan airnya tidak begitu banyak. Untuk pihak terkait, seperti petugas pembersihan lingkungan fakultas atau petugas kebersihan, mereka dapat menyapu atau mengumpulkan air tersebut menggunakan ember, kemudian membuangnya ke selokan agar air tidak tergenang,” ujar Siti, mahasiswi Program Studi Diploma 3 Akuntansi.
Hal ini menjadi poin penting bagi para petugas kebersihan dan keamanan untuk lebih memperhatikan kondisi jalanan saat banjir. Mahasiswa juga dihimbau agar lebih berhati-hati dalam berkendara maupun berjalan kaki saat banjir guna mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Adanya kerjasama antara mahasiswa dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan keselamatan maupun kenyamanan di lingkungan kampus.
Jurnalis: Rafina Jayanti Dwi Risa Apriliana Redaktur: Nur Jaidah