Budi Doremi saat beraksi diatas panggung pada malam puncak Aruh Sosiologi dan Antropolgi, Open Space ULM (17/4) |
Aruh Sosiologi dan Antropologi merupakan acara tahunan yang rutin diadakan sebagai bentuk Dies Natalis Prodi Sosiologi dan Antropologi yang kali ini turut diadakan kembali yaitu aruh yang ke-8. Tak tanggung-tanggung acara Dies Natalis kali ini mendatangkan Penyanyi popular Indonesia, Budi Doremi. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang juga mengundang berbagai public figure terkenal seperti Komika Nasional.
Rangkaian Aruh Sosiologi dan Antropologi ini telah dimulai dari awal April dengan berbagai lomba, seperti Desain Sasirangan, Fashion Show Sasirangan, Festival Musik Panting, Lomba Akustik, dan Fotografi hingga puncak acara pada minggu (17/4) yang dimeriahkan oleh Budi Doremi.
Malam puncak Aruh Sosiologi dan Antropologi (17/4) dimulai pukul delapan malam dengan berbagai rangkaian acara. Dibuka dengan penampilan berbagai band akustik dan musikalisasi puisi hingga puncaknya yang paling ditunggu-tunggu adalah penampilan dari sang idola sendiri, Budi Doremi yang tampil dengan membawakan enam lagu, dan kemudian ditutup dengan lagu fenomenalnya ‘doremi’. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan acara madihin yang tak kalah seru dan membuat penonton terhibur hingga lewat tengah malam.
Lisna Wati selaku Ketua Pelaksana mengaku alasan mereka memilih mengundang Budi Doremi untuk memeriahkan puncak acara adalah sebagai bentuk surprise dari berbagai rangkaian acara yang telah dilaksanakan dan tentunya untuk memberikan nuansa modern yang berbeda dari sebelumnya yang lebih mengarah ke budaya. Tempatnya sendiripun mereka memilih untuk outdoor yaitu bertempat di Open Space ULM, agar lebih bersifat terbuka dan tentunya dengan tiket masuk yang murah agar dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
“Saya berharap dengan adanya acara ini dapat mempererat solidaritas antar mahasiswanya sendiri, dengan harapan kami juga ingin mewariskan ilmu-ilmu kami kepada mereka adik-adik yang baru yaitu mengajarkan kepada mereka bagaimana menjaga kebudayan-kebudayaan yang ada karena kita sebagai orang-orang antropologi harus memerhatikan budaya. Untuk pihak eksternalnya sendiri saya berharap dengan adanya aruh sosiologi ini dapat memotivaasi orang-orang diluar sana bahwa kebudayaan itu tidak harus dihilangkan tetapi harus tetap dilestarikan dengan cara kita masing-masing, dan tentunya dengan harapan kami bisa terus menginspirasi prodi-prodi yang lain” ungkap Lisna Wati selaku Ketua Pelaksana. (Mde)