Banjarmasin-Gengsi sudah menjadi bagian dari kehidupan untuk kebanyakan orang, tidak terkecuali mahasiswa. Saat ini banyak mahasiswa yang begitu mementingkan style mereka dengan memperhatikan penampilan, pakaian, dan aksesoris. Untuk meningkatkan gengsi dan status sosial tidak jarang mereka rela menggelontorkan dana yang sangat besar untuk membeli pakaian dan aksesoris branded. Namun, sebagian dari mereka menilai barang-barang branded memiliki harga yang berada di luar jangkauan finansial sehingga untuk tetap terlihat update, mereka memilih untuk membeli barang-barang tiruan yang bisa didapat dengan harga yang lebih murah, tetapi masih memiliki tampilan yang serupa.
Tanpa disadari, barang-barang tiruan dapat sangat merugikan. Barang tiruan biasanya dibuat tidak sesuai standar produksi sehingga sangat mudah rusak dan menimbulkan tingkat bahaya yang tinggi saat digunakan. Penggunaan barang tiruan juga sangat merugikan perekonomian karena bisnis seperti itu tidak membayar pajak dan merugikan para pengusaha yang telah susah payah merintis brand dan produknya, tetapi justru brand dan produknya itu disontek dan dipalsukan.
Diketahui berdasarkan hasil studi MIAP dan FEUI, situasi pemalsuan di Indonesia saat ini menimbulkan kerugian terhadap ekonomi nasional mencapai Rp65,1 triliun dan menyebabkan hilangnya pendapatan pajak tidak langsung mencapai Rp424 miliar. Tidak hanya itu, dibalik produksi barang-barang tiruan biasanya ada buruh-buruh yang dipekerjakan secara tidak manusiawi.
Jadi, daripada membeli barang-barang tiruan untuk meningkatkan gengsi, lebih baik membeli produk original lokal yang harganya terjangkau dan kualitasnya lebih terjamin. Selain itu, dengan membeli produk lokal secara tidak langsung kita juga ikut memajukan perekonomian nasional.
Jurnalis :
Ahmadarrifa'i
Muhammad Ramadhani
Muhammad Hary Sabarno
Redaktur :
Aprilliani