Banjarmasin–Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat bekerja sama dengan pengelola Bank Sampah di HKSN yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya lingkungan dengan daur ulang sampah di FEB. Akankah Fakultas memfasilitasi hal ini?
Diambil dari AntaraNews, Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Marzuki mengungkapkan bahwa rata-rata sampah yang dibersihkan pada tiap kolong rumah sebanyak dua karung sampah. Hal ini perlu menjadi perhatian kita sebagai masyarakat Kota Banjarmasin.
BEM FEB ULM menjadi salah satu penggerak masyarakat khususnya civitas academica FEB ULM untuk mengurangi limbah-limbah dan meningkatkan kepedulian lingkungan melalui Bank Sampah.
Bank Sampah yang dijalankan oleh BEM FEB ULM berawal dari sanksi keterlambatan bagi pengurus BEM yang dimana pengurus wajib membawa botol plastik apabila terlambat, kemudian botol plastik tersebut disalurkan ke Bank Sampah di daerah HKSN. Tidak hanya menjadi sanksi keterlambatan, Bank Sampah juga memberikan manfaat ekonomi bagi BEM FEB ULM dikarenakan dengan menyalurkan botol plastik ke Bank Sampah akan menambah pemasukan kas.
“Seperti namanya yaitu “Bank Sampah”, sistemnya seperti bank pada umumnya dimana kita menjadi nasabah dan kita bisa menabung atau meminjam uang di sana. Tetapi transaksinya itu uang dibayar dengan sampah,” ungkap Najiburrahman Hafiz selaku Ketua Bidang Luar Kampus BEM FEB ULM, Kamis (12/10).
Sebelum disalurkan ke Bank Sampah, Bidang Luar Kampus Divisi Sosial Masyarakat BEM FEB ULM mengelola dengan cara memisahkan antara label dengan kemasan botol plastiknya lalu dijual ke Bank Sampah. Dan hal ini menjadi salah satu kendala bagi BEM FEB ULM dikarenakan untuk pengerjaannya memerlukan SDM yang lebih banyak serta label di kemasan botol tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi sehingga masih ada limbah yang tersisa.
Najiburrahman Hafiz menuturkan bahwa BEM FEB ULM sudah berkomunikasi dengan Fakultas terkait pengelolaan Bank Sampah yang dimana Fakultas sebagai penyedia fasilitas bak sampah yang dipilah antara organik dan non-organik. Fakultas menerima saran dan masukan BEM FEB ULM terkait Bank Sampah namun sampai sekarang masih belum ada tindak lanjutnya.
“Jika nanti memang di-support oleh fakultas dan ormawa lain terutama Mapala “Wira Economica” yang juga sebagai pecinta lingkungan, maka akan kita buat suatu agenda entah itu agenda rutin atau sesekali untuk mengajak para mahasiswa/i mengenal apa itu Bank Sampah, manfaat serta tujuannya,” ungkapnya.
Diharapkan Bank Sampah ini direalisasikan di FEB ULM dan didukung oleh berbagai pihak seperti pengurus BEM, Ormawa, Fakultas, serta mahasiswa/iFEB ULM sehingga untuk pengelolaan sampah tidak perlu keluar dan dapat menjadi kewirausahaan.
Jurnalis: Nur Jaidah Siti Noor Halisyah Ra Rizan Asdide Widyadhana Dahlia Redaktur: Raudah