Kebersihan dan kenyamanan sangat berarti bagi kehidupan, apalagi dalam menjalani proses belajar, lingkungan yang bersih, rapi, dan sejuk tentunya akan mendorong dan membangkitkan jiwa dalam proses pembelajaran. Di tingkat peguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, tepatnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ada suatu fenomena yang tidak nyaman dilihat, yaitu Tempat Pembuangan Akhir yang letaknya kurang strategis karena berada di sebelah Musholla dan Sekretariat FSQ, dekat dengan kantin, juga ruang kuliah yang menimbulkan rasa tidak nyaman untuk semua warga Fakultas. Tim kepenulisan dari LPM – Jurnal Kampus FEB ULM melakukan interview ke beberapa narasumber mengenai masalah ini.
Mahasiswa/i yang lewat didepan TPA tersebut tidak jarang mengeluh, sebagian dari mereka mengatakan bahwa tempat ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran selain itu juga mengganggu aktivitas disekitar sana, selain tanggapan dari mahasiswa/i FEB, ketua umum Forum Studi Al-Qur’an saudara Ramadani Mahendra mengatakan bahwa, “pihak Lembaga Studi Al-Qur’an tidak terlalu mempermasalahkan peletakan TPA tersebut.Namun, yang menjadi masalah disini adalah, ketika pengangkutan sampah tersebut waktunya tidak tepat, tidak jarang petugas pembersih sampah mengangkut kumpulan sampah itu ketika lagi ramai, sedang ada proses pembelajaran, maupun ketika lagi beribadah. Saya menyarankan, hal ini perlu ditindaklanjuti khususnya dalam hal pengangkutan.”
Keluhan dan saran dari mahasiswa/i FEB serta Ketua Umum FSQ tersebut dijawab oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bapak Dr.H.Atma Hayat, Drs.Ec.M.Si.,Ak.,CA. Beliau mengatakan TPA itu memang berada pada tempat yang tidak ideal, awalnya lokasi itu dipilih karena sebelum ada kantin baru, fakultas hanya menghasilkan sampah kering yang tidak menimbulkan keluhan atau masalah. Tetapi, semenjak ada kantin, sampah basah pun mulai memasuki area tersebut, yang mengakibatkan ketidaknyamanan di lingkungan itu. Lalu beliau berkonsultasi dengan pihak Rektorat untuk menindaklanjuti masalah ini.
Pihak Rektorat menyatakan bahwa TPA tersebut harus dialihkan, dan FEB tidak perlu menyediakan TPA lagi, tapi mengubah sistem pembuangan dengan cara menyediakan Motor Tossa untuk standby di area kantin, jadi setiap sampah yang ada, dibungkus dengan plastik lalu diangkut dengan Tossa tersebut ke TPA di dekat gerbang depan Universitas, sebelah Lapangan Tennis. Beliau setuju dengan pendapat tersebut, dengan menyiapkan 1 orang khusus untuk pengangkutan sampah. Mengingat banyak pengunjung yang datang ke area Lecture Theatre, TPA yang ada akan direnovasi menjadi Pos Keamanan Kampus. Jadi, semua rencana ini tinggal menunggu pencairan dana dari Rektorat, yang masih menunggu kepastian dari Kemendikbud Pusat. Tim Kepenulisan LPM – Jurnal Kampus juga memberikan saran untuk beliau, agar petugas TPA lebih intensif dalam mengerjakan tugasnya.
#Tim 2 Kepenulisan 1. Meylina syahda 2. Abdul rasyid 3. Risavia rugby aulia