Ruang baca merupakan salah satu layanan yang disediakan oleh suatu isnstansi untuk meningkatkan minat baca masyarakat.Layanan jenis ini sangat diperlukan oleh pembaca atau pustakawan dalam menyemarakkan kegiatan layanan perpustakaan, selain itu ruang baca perpustakaan pada dasarnya merupakan tempat untuk membaca(belajar) yang mana koleksi yang dibacanya bersumber dari sumber yang ada diruang tersebut.
Di era industri 4.0, hampir semua hal berbasis teknologi, bahkan perpustakaan pun sudah modern namun, sayangnya perpustakaan FEB ULM masih semi-modern. Hingga tahun 2020, perpustakaan ini belum menggunakan sistem digital dengan teknologi yang canggih. Untuk perpanjang waktu pinjaman, mahasiswa harus datang ke sini dengan membawa kartu anggotanya, terkadang mereka juga bingung mencari letak buku yang ingin mereka gunakan, dan buku yang ada pun terbatas jumlahnya. Beberapa mahasiswa merasa hal ini kurang efektif bagi mereka, pasalnya, hanya karena ingin perpanjang waktu pinjam buku, mereka harus datang ke kampus, belum lagi perpustakaan ini terletak di Gedung MIE(Magister Ilmu Ekonomi) lantai 2, yang berarti mahasiswa harus naik turun untuk menuju perpustakaan.
Menanggapi hal ini, salah satu pegawai perpustakaan FEB ULM angkat suara. “ Untuk keterbatasan buku, disebabkan oleh lambatnya proses dana yang masuk ke fakultas, serta proses pembelian buku baru terhitung lambat, pihak fakultas menunggu formulir setiap jurusan yang diisi oleh para dosen terlebih dahulu untuk menentukan buku apa saja yang akan digunakan dalam sistem pembelajaran.Membutuhkan waktu sekitar 2 tahun untuk proses pembelian buku tersebut hingga sampai ke perpustakaan. Inilah mengapa buku di perpustakaan sangat terbatas dan sering ketinggalan tahun penerbitnya.
Mahasiswa/i Feb Ulm mengharapkan pihak fakultas agar secepatnya dalam mengoptimalkan fungsi perpustakaan tersebut agar mahasiswa bisa mencari data yang dia inginkan tanpa harus pergi ke perpustakaan pusat yang berada dekat FKIP.
Penulis:
Tim 2 Kepenulisan.