Banjarmasin – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengizinkan perguruan tinggi membuka kegiatan pembelajarannya secara tatap muka dari Januari 2021, selain kuliah daring (online) yang selama ini sudah berlangsung.
“Sehubungan dengan keluarnya keputusan bersama empat menteri, maka kuliah di awal Januari 2021 bisa dengan campuran, yakni bisa tatap muka dan dalam jaringan (online),” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam dalam siaran pers Kemendikbud, Kamis (3/12/2020).
Dilansir dari Banjarmasinpost.co.id, Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof. Sutarto Hadi mengaku optimis bahwa perkuliahan tatap muka bisa dilakukan pada awal tahun 2021. Mengikuti terbitnya kabar ini, muncul berbagai tanggapan dari mahasiswa ULM, baik dari mahasiswa lama maupun mahasiswa baru (maba).

Salah satu maba Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ULM, Apriliani mengatakan sangat antusias dengan kegiatan belajar tatap muka karena ingin merasakan kuliah secara langsung.
“Senang, soalnya tidak pernah menginjakkan kaki di FEB. Selain itu, juga belum pernah bertemu langsung dengan teman di kampus selama kuliah ini,” ungkap Lian pada Senin (30/11/2020).
Mahasiswi semester 1 Prodi S1 Akuntansi ini pun mengaku kesusahan dengan perkuliahan online, karena jaringan di tempatnya yang kurang memadai. Menurutnya, lebih nyaman belajar secara tatap muka karena tidak terpengaruh kendala jaringan yang akan mengakibatkan ketinggalan materi. Jika telah ditentukan waktu pelaksanaan kuliah tatap muka pun, ia akan menyiapkan segala keperluan untuk perkuliahan, seperti memenuhi isi kamar kosnya hingga membeli peralatan dapur.
Tidak hanya mendapat antusias dari maba, kabar ini juga disambut baik oleh mahasiswi semester 3 Prodi S1 Akuntansi, Rizqita yang menerangkan bahwa ia lebih menyukai kuliah offline karena menurutnya pelajaran yang didapat selama kuliah online kurang efektif dan sulit dipahami.
Dari berbagai komentar mahasiswa tersebut, terdapat juga mahasiswa yang kurang setuju dengan kabar ini. Salah satunya Lusiana, seorang maba di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM yang mengungkapkan bahwa pembelajaran tatap muka bukanlah kebijakan yang tepat dimasa pandemi COVID-19 ini.
“Alangkah baiknya pembelajaran tetap diadakan secara online sampai pandemi ini benar-benar berakhir, walaupun ada kendala ketika pembelajaran online. Pemerintah harus memberikan bantuan kepada para pelajar seperti bantuan kuota dan lain sebagainya,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa pembelajaran tatap muka lebih baik hanya diberlakukan kepada perguruan tinggi dan sekolah menengah karena dianggap sudah mengerti akan protokol kesehatan yang harus diterapkan.
Walaupun pembelajaran secara tatap muka akan diterapkan, perguruan tinggi maupun sekolah harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan itu, diperlukan kesadaran diri dari civitas akademika untuk saling berkontribusi mencegah penularan COVID-19.
Disadur dari :
Tribunnews.com (penulis fah/dod, diterbitkan 3/12/2020)
Reporter :
Mayra Shafira
Rasyid Al Izhar
Helma Azizah
Editor : Agus Hermawan