Banjarmasin – Masa perkuliahan pada semester genap 2021/2022 sudah hampir berakhir, tetapi perkuliahan belum juga dilaksanakan secara tatap muka. Ditambah lagi dengan terbitnya surat-surat edaran dari Dekan FEB ULM yang menyatakan bahwa perkuliahan daring terus diperpanjang sehingga membuat mahasiswa semakin berlama-lama dalam dunia perkuliahan serba online.
Seiring berjalannya waktu, kuliah online atau biasa dikenal mahasiswa dengan sebutan “kulen” ini menimbulkan pro dan kontra dari sisi mahasiswa. Ada mahasiswa yang merasa lebih nyaman karena adanya kemudahan menghadiri kelas tanpa perlu repot untuk pergi ke kampus. Namun di sisi lain, beban kuliah yang tidak logis dan susahnya mengerti materi yang diajarkan secara online menjadi alasan mengapa mahasiswa lebih menyukai perkuliahan langsung secara tatap muka.
Kebanyakan mahasiswa berekspektasi bahwa kuliah online akan terasa lebih santai. Namun nyatanya, tugas diberikan secara daring dengan tenggat waktu yang cukup membebankan. Oleh karena itu, fleksibilitas kuliah online tidak selalu memberikan kenyamanan justru membuat waktu belajar bertabrakan dengan kepentingan lainnya.
Fitriana, salah satu mahasiswa angkatan 2019 yang sempat merasakan kuliah tatap muka sebelum pandemi mengatakan bahwa dia lebih memilih kuliah tatap muka secara langsung.
“Mengerjakan tugas kurang semangat karena kondisi di rumah pastinya kan beda dengan kondisi di lingkungan kampus, kurang kondusif,” ungkap mahasiswa Akuntansi itu.
Selaras dengan pernyataan Fitriana, Ari Ika Susanto yang merupakan mahasiswa Akuntansi angkatan 2021 pun merasakan beberapa kendala dalam melaksanakan perkuliahan online, salah satunya adalah ketika dosen melakukan penggantian jadwal kelas.
Terkadang ia merasa kewalahan mengatur waktu jika dosen mengganti jadwal kuliah ke waktu lain, mengingat Ari merupakan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Namun, ia berpendapat bahwa perubahan jadwal kuliah ini masih bisa ia tangani selama masih dalam batas wajar. Artinya, kuliah pengganti tidak dilaksanakan pada waktu yang mengganggu ibadah atau terlalu malam yang dapat mengganggu waktu istirahat. Ari pun berpesan ketika diwawancarai oleh jurnalkampus.ulm.ac.id, Kamis (14/4).
“Sebagai seorang mahasiswa, jangan menganggap beban itu sebagai tekanan yang memberatkan kita. Nikmati semua proses dan hadapi semua tantangan dengan tenang karena ini memang waktunya kita untuk berproses dan berjuang untuk masa depan.”
Jurnalis:
Raudah
Nada
Siti Khadijah
Redaktur:
Aprilliani