Skip to content

083141241823

[email protected]

Contact
LPM JURNAL KAMPUS

LPM JURNAL KAMPUS

JurnalisMudaBangkitkanKarya

  • BERITA
  • BULETIN
  • MAJALAH
  • Struktur Organisasi
  • Program Kerja
  • Profil
  • Hubungi kami
  • Kategori
    • Artikel
    • Beasiswa
    • Covid-19
    • Ekonomi
    • Kampus Merdeka
    • Kontribusi Karya
    • Kontroversi
    • lifestyle
    • Ramadhan
    • Tips & Trik
    • ULM
    • Weekly News
  • BERITA
  • BULETIN
  • MAJALAH
  • Struktur Organisasi
  • Program Kerja
  • Profil
  • Hubungi kami
  • Kategori
    • Artikel
    • Beasiswa
    • Covid-19
    • Ekonomi
    • Kampus Merdeka
    • Kontribusi Karya
    • Kontroversi
    • lifestyle
    • Ramadhan
    • Tips & Trik
    • ULM
    • Weekly News
Contact

Memodernisasikan Negeri: Fenomena Transformasi Cash menjadi E-Money

  1. Home   »  
  2. Memodernisasikan Negeri: Fenomena Transformasi Cash menjadi E-Money

Memodernisasikan Negeri: Fenomena Transformasi Cash menjadi E-Money

Juli 22, 2022Juli 22, 2022 LPM Jurnal KampusArtikel, Teknologi, Weekly News

Teknologi dewasa ini dirasa semakin cepat perkembangannya. Bermacam hal yang dulunya harus dilaksanakan secara langsung dan manual, kini bisa dilakukan hanya dari genggaman tangan. Mulai dari bertukar kabar jarak jauh hingga kegiatan bertransaksi. Bahkan uang pun ada yang berbentuk digital. Uang tersebut awam dikenal dengan istilah e-money. Perubahan kegiatan transaksi yang sekarang semakin banyak menggunakan uang digital jelas pada awalnya menuai pro dan kontra. Namun, sekarang masyarakat tampaknya menikmati perubahan ini. Hal ini dapat dilihat dari pedagang kaki lima hingga tukang parkir yang menyediakan fasilitas QR code sebagai opsi pembayaran.

Baru-baru ini pemerintah seakan tak ingin ketinggalan zaman. Aplikasi jasa pelayanan masyarakat sudah banyak digunakan, seperti PeduliLindungi, E-Samsat, dsb. Terhitung pada tanggal 1 Juli lalu, pemerintah meluncurkan aplikasi terbaru bernama MyPertamina di mana masyarakat diharuskan untuk membayar bahan bakar melalui aplikasi tersebut. Dilansir dari Kompas.com, penerapan aplikasi MyPertamina ini didasarkan pada alasan bahwa penyaluran BBM Bersubsidi tidak tepat sasaran sehingga diharapkan dapat tersalur dengan mendata serta membatasi pembelian pelanggan atas jenis BBM tersebut. 

Selain itu, tranformasi cash menjadi e-money ini juga menjamur di kalangan masyarakat pengguna transportasi umum. Contohnya seperti kartu bus dan juga kartu kereta api yang memudahkan proses pembayaran. Dikarenakan penguna transportasi umum cukup banyak dan memakan waktu untuk melakukan pembayaran via cash, maka diberlakukanlah kebijakan tersebut. Cukup efisien karena hanyar tinggal ‘tap’ dan kita sudah melakukan proses pembayaran. Akan tetapi, hal ini sedikit menuai kontra di kalangan masyarakat. Pasalnya, untuk masyarakat yang sudah berusia lanjut merasa kesulitan dalam mengikuti perkembangan teknologi sehingga mereka sedikit kebingungan dengan prosedur dan cara pemakaian e-money ini. Selain para lansia, golongan masyarakat menengah ke bawah yang sebagian besar kurang mengikuti perkembangan juga sedikit kesulitan dalam mengunakan e-money untuk bertransportasi. Kuncinya adalah sudah sebaiknya di setiap stasiun/halte terdapat tata cara pengunaan e-money atau bertanya ke staf yang bekerja di stasiun.

E-money tidak hanya berkembang di sektor transportasi, tetapi juga berkembang di sektor lain, yaitu sektor pembelanjaan dan kuliner. Sekarang banyak ditemui outlet-outlet terutama di mall yang menerima pembayaran via e-money. Hanya dengan membawa kartu kredit/debit atau juga bisa langsung scan QR Code maka pembayaran sudah selesai dilakukan. Cukup praktis dan efisien dalam mengefektifkan waktu. Selain itu, juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi produksi uang kertas dan menghindari penyebaran bakteri dari satu uang kertas ke tangan manusia. 

Namun, hingga saat ini masih terdapat pelaksanaan yang dirasa kurang efisien. Hal ini terjadi karena tidak semua outlet menerima pembayaran melalui e-money dan terkadang ada beberapa kendala pembayaran, seperti gangguan server dan lainnya. Juga, hanya sebagian masyarakat melakukan pembayaran mengunakan e-money ini, sebagian lainnya masih memilih untuk mengunakan uang cash. Artinya, penyebaran sistem pembayaran mengunakan e-money ini belum merata. Mungkin, apabila pemerintah ingin menetapkan kebijakan pembayaran hanya secara digital, alangkah lebih baiknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu dan juga perkembangan terhadap server e-money. Kemudian dapat diterapkan secara berkala karena masyarakat Indonesia masih perlu banyak tambahan edukasi mengenai teknologi yang semakin canggih ini. Diharapkan ke depannya pembayaran mengunakan e-money ini bisa menjadi solusi praktis dan efisien.

Dengan kata lain, fenomena transformasi cash menjadi e-money ini merupakan salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menyongsong negeri ini ke arah yang lebih modern. Akan tetapi, masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Dengan kebijakan ini, diharapkan dapat membawa negeri kita ke arah yang lebih baik lagi, dan tentunya memakmurkan rakyatnya.

Jurnalis:
Anisa Sari
Berta Oktila Andien Dilsnof
Frista Tiara Maharani

Redaktur:

Aprilliani
Continue reading

Pos-pos Terbaru

  • Membanggakan! Dua Mahasiswa FEB ULM Terpilih sebagai Nanang Galuh Banjarmasin 2025
  • SIMARI Bermasalah, Mahasiswa Terpaksa Mengerjakan Ulang Tugas dan UTS
  • Portal Masuk ULM Akhirnya Diberlakukan, Pengawasan Kendaraan Diperketat
  • Lomba Bukan Beban, Tapi Liburan! Mahasiswa FEB ULM Ini Buktikan Bisa Berprestasi di Tengah Kesibukan
  • ULM Menjadi Tuan Rumah MTQMN 2025, Mahasiswa FEB Siapkan Performa Terbaik

JK News

Juli 2022
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jun   Agu »
Proudly powered by WordPress | Theme: goldly by reviewexchanger.