Setelah melewati masa libur akhir semester yang cukup panjang, masa perkuliahan di semester ganjil bagi para mahasiswa telah dimulai. Banyak hal yang telah dipersiapkan para mahasiswa dalam menyambut awal semester yang baru, tak terkecuali bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.
Pada semester ganjil kali ini, perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dilakukan secara hybrid. Bagi mahasiswa baru dan mahasiswa semester tiga mendapatkan kesempatan untuk melakukan perkuliahan secara tatap muka. Sedangkan bagi mahasiswa semester lima dan tujuh, perkuliahan masih dilakukan via daring. Kemudian, setelah masa Ujian Tengah Semester akan dilakukan rolling sistem perkuliahan bagi mahasiswa.
Setelah beberapa pekan perkuliahan dimulai, mahasiswa mendapati beberapa kendala yang dirasakan, baik yang kuliah secara tatap muka maupun daring. Kendala yang ditemui dirasa cukup menggangu perkuliahan bagi beberapa mahasiswa. Contohnya saja, seperti ruangan kelas yang dirasa pengap dan panas bagi mahasiswa yang berkuliah secara tatap muka, serta ruang kelas online yang berbatas waktu.
Dengan adanya perkara ini, cukup membuat mahasiswa terganggu dan tidak fokus ketika melangsungkan perkuliahan. Bagi perkuliahan daring, hal tersebut membuyarkan fokus mahasiswa ketika dosen menerangkan maupun ketika mereka sedang melakukan presentasi. Sementara itu, mahasiswa yang berkuliah secara tatap muka menjadi kurang fokus ketika ruangan panas. Mahasiswa akan sibuk mengipaskan sesuatu yang dapat mengganggu konsentrasi dari para mahasiswa itu sendiri.
Mendapati hal itu, Ibu Ade Adriani selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan berpendapat bahwa masalah ini sedang ditindaklanjuti. Ia mengatakan bahwa akun Zoom yang tidak premium itu sebenarnya terjadi karena salah paham antara pihak universitas dan pihak fakultas. Hal ini karena sebelum bulan Agustus, pihak yang membayar akun Zoom premium adalah pihak universitas dan setelah habis masa akun premium, pihak fakultas yang dianjurkan membayar masing-masing, tetapi pihak fakultas terlambat mengetahuinya. Setelah mengetahui hal tersebut, pihak fakultas pun tidak serta merta langsung membeli akun premium karena terdapat proses yang cukup panjang untuk mengurusnya
“Semua kendala yang sedang dialami sudah cukup dari jauh hari diurus, tetapi harus masih menunggu estimasinya yang belum tahu kapan akan berlangsung,” ungkapnya.
Selain itu, mengenai keluhan ruangan kelas yang dirasa panas oleh para mahasiswa, ia berpendapat bahwa ruangan kelas yang sudah tidak terpakai selama dua tahun akibat pandemi sudah dilakukan perbaikan secara bertahap. Ia juga menambahkan bahwa gedung yang ada di FEB ini merujuk kepada bangunan bergaya tua sehingga bangunannya tidak kompatibel terhadap AC dan hanya kompatibel terhadap kipas angin.
Di samping itu, masalah daya listrik pun menjadi salah satu penyebab terkadang ruangan menjadi panas karena jalur listrik yang ada di FEB hanya satu jalur. Masalah daya listrik ini menjadi hal yang masih belum bisa dipecahkan oleh para dosen bahkan pegawai kelistrikan sekalipun. Sebab perkara itulah, terkadang masih ada ruangan yang tidak bisa menghidupkan AC secara bersamaan dengan skala besar yang mungkin akan menyebabkan korsleting listrik. Oleh sebab itu, terkadang ruangan bisa menjadi panas.
Pada semester genap mendatang, ketika semua angkatan akan melakukan kuliah tatap muka secara keseluruhan, pihak fakultas masih berupaya dalam mengatasi hal mengenai listrik yang masih tidak terurai. Salah satu pilihan alternatifnya adalah pihak fakultas akan menyediakan kipas angin di setiap kelas.
Jurnalis:
Ahmadarrifa’i
Muhammad Hary Sabarno
Muhammad Ramadhani
Redaktur:
Aprilliani