Banjarmasin-Ujian komprehensif adalah evaluasi umum yang mencakup berbagai materi atau konsep yang telah dipelajari selama suatu periode pembelajaran, seringkali di akhir suatu program studi. Tujuannya adalah untuk mengukur pemahaman menyeluruh mahasiswa terhadap materi dan menilai sejauh mana pemahaman dalam mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan mereka. Kegiatan Ujian Komprehensif baru-baru ini menjadi standar di Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.
Alfian Misran, SE, M.Si, AK, CA, CPS (Aus) selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi FEB ULM Rabu (18/10) menuturkan bahwa pelaksanaan kegiatan ujian komprehensif ini guna menciptakan standar profesi akuntansi yang menjadi fokus utama di FEB ULM setelah penutupan program profesi akuntan. Dalam program studi akuntansi, kelasnya disusun secara paralel dengan kelas A, B, C, dan D. Menyoroti kebutuhan untuk menerapkan standar yang sama, maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan dan kesiapan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja sebagai seorang akuntan.
Dilakukan untuk pertama kalinya pada semester ini, ujian komprehensif ini diselenggarakan setelah melalui perencanaan yang cermat dan penelitian mendalam terhadap praktik serupa di perguruan tinggi lain, seperti yang diterapkan di Universitas Padjadjaran. Rencana ini diadopsi setelah mempertimbangkan hasil riset untuk memastikan implementasi yang efektif dan berhasil, menjadikannya sebuah langkah maju yang terencana dengan baik bagi Prodi S1 Akuntansi FEB ULM.
Pada ujian komprehensif ini mahasiswa yang telah mencapai semester 5 atau lebih tinggi diizinkan untuk mengikuti ujian tersebut dengan tujuan memungkinkan mereka mengembangkan pemahaman mendalam terhadap keenam kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa jurusan akuntansi, dengan cara yang dapat dilakukan secara bertahap. Keenam kompetensi yang dimiliki oleh ujian komprehensif diperbolehkan dicicil dalam pengerjaannya, sehingga tidak diharuskan sekaligus melaksanakan keenamnya. Hal tersebut agar mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam waktu yang cukup hingga sampai masanya pada masa sidang skripsi.
Melalui wawancara ini juga, Alfian Misran mengungkapkan bahwa kendala yang dialami dalam pelaksanaan perdana ujian komprehensif ini adalah keterbatasannya anggaran untuk Computer Base Test (CBT). Walaupun memiliki keterbatasan anggaran, ujian komprehensif tersebut tetap bisa dilaksanakan, sehingga dalam soal dan penyusunannya Prodi S1 Akuntansi FEB ULM menggunakan tim yang sedikit dengan didukung Artificial Intelligence (AI).
“Tahun ini kita meanggarkan Computer Base Test tidak disetujui karena mungkin salah desain dalam perencanaannya dan di Standar Biaya Umum (SBU) tidak ada jadi anggarannya tidak ada,” tuturnya.
Ujian komprehensif ini menggunakan passing grade dalam penilaian kelulusannya, sehingga jika ada mahasiswa/i yang belum memenuhi nilai kelulusan akan mengulang kembali di periode berikutnya hingga lulus dengan jangka waktu mengikuti sidang skripsi. Dan bagi mahasiswa/i diimbau untuk tidak melakukan tindakan kecurangan dalam pengerjaan ujian komprehensif. Jika hal tersebut terjadi maka akan mendapatkan sanksi akademik.
“Walaupun lulusan S1 akuntansi berada di kelas berbeda tetapi tetap mempunyai kemampuan yang sama, yaitu lulus dengan passing grade yang sama, yaitu di atas 60. Bahkan jumlah skor passing grade yang didapatkan tidak kami masukkan di SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Boleh dikatakan ujian komprehensif ini merupakan suatu ujian kompetensi oleh Prodi Akuntansi dalam menjaga mutu lulusan,” ucap Alfian Misran mengenai harapan dari terselenggaranya ujian komprehensif di tahun ini.
Jurnalis : Marsello Nicolas Faizatul Mardiyah Siti Noor Asifa Redaktur : Raudah