Banjarmasin– Seiring perkembangan teknologi, TV kini tak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai alternatif media pembelajaran di kampus. Hal ini terlihat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM) yang berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan 10 unit TV di ruang kelas.
Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari Koordinator Bagian Tata Usaha, Bapak Muhammad Syaifullah ST., MT., yang menyatakan bahwa banyak keluhan terkait proyektor, seperti gambar yang tidak jelas dan sambungan HDMI yang longgar.
“Banyak keluhan yang kami terima terkait proyektor, mulai dari gambar yang tidak tampak jelas, sambungan HDMI yang seringkali longgar, sehingga materi yang akan disampaikan tidak jelas atau tidak tampak,” ujar Bapak Syaifullah dalam wawancara pada Rabu (8/5).
Penggunaan TV dengan sistem ‘wireless’ menghubungkan dua perangkat atau lebih tanpa menggunakan kabel, yang mampu menunjang proses interaksi antara dosen dan mahasiswa/i saat pembelajaran berlangsung.

Pemilihan TV ini bukan berarti menggantikan proyektor sepenuhnya. Fungsi dari TV ialah sebagai pelengkap fasilitas kampus agar dosen dapat menyesuaikan media mana yang bisa digunakan dalam menyampaikan materi. Hal ini terjadi karena beberapa dosen yang belum mengerti cara pemakaian TV tersebut.
Namun, penggunaan TV pun tak luput dari pro dan kontra. Contohnya, seperti gambar yang dihasilkan dari TV terlihat lebih jelas, akan tetapi terlalu terang sehingga dapat mengganggu kesehatan mata. Sedangkan gambar yang dihasilkan proyektor kualitasnya tidak sejelas TV, tetapi cahaya yang dihasilkan tidak berdampak pada kesehatan mata. Hal ini pastinya akan menimbulkan beberapa komentar positif dan negatif dari mahasiswa/i.
“TV menggunakan cahaya ultraviolet yang sangat besar sehingga menyilaukan mata, apalagi bagi mahasiswa yang suka duduk di depan. Menurut saya, dalam pembelajaran akan lebih efektif dan nyaman ketika menggunakan proyektor,” ucap Ainal Karimah, mahasiswi Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan.
Di sisi lain, TV memiliki kelebihan dalam hal visual yang lebih jernih dan tajam. Namun, menurut Norhamsin Amalia, mahasiswi S1 Ekonomi Pembangunan, terkadang terjadi error pada sistem TV yang dapat menghambat proses belajar mengajar. Ia juga menambahkan bahwa penempatan TV di beberapa kelas kurang tepat sehingga menghalangi papan tulis.
Penggunaan TV sebagai media pembelajaran di FEB ULM patut diapresiasi sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan mempertimbangkan pro dan kontra, serta masukan dari berbagai pihak, diharapkan FEB ULM dapat terus berinovasi dan menemukan solusi terbaik untuk memaksimalkan manfaat TV dalam pembelajaran, sehingga tercipta proses belajar mengajar yang efektif dan nyaman bagi seluruh sivitas akademika.
Jurnalis: Rafina Jayanti Nur Mei Sarah Redaktur: Nur Jaidah