Banjarmasin – Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM) menetapkan kebijakan rolling kelas untuk mahasiswa angkatan 2023 yang berlaku mulai Semester Ganjil 2024-2025 hingga semester selanjutnya.
Keputusan ini disampaikan oleh Ketua Program Studi (KAPRODI) setelah pertemuan dengan Ibu Dr. Muszdalifah, SE., M.SI., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik yang menyatakan bahwa rolling kelas dirancang untuk memperbarui pengelompokan kelas dan meningkatkan solidaritas serta memperluas jejaring sosial antar mahasiswa. Pertimbangan ini muncul karena jumlah mahasiswa di Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Akuntansi relatif lebih sedikit dibandingkan dengan program studi lain.

Namun, keputusan ini tidak lepas dari sorotan dan beberapa kekhawatiran di kalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengungkapkan kebingungan terkait proses pengambilan keputusan yang dianggap kurang inklusif (menyeluruh). Meskipun demikian, pihak fakultas meyakinkan bahwa langkah ini diambil setelah evaluasi yang matang untuk mendukung perkembangan akademik dan kemampuan adaptasi mahasiswa. Pihak fakultas juga menggarisbawahi pentingnya perubahan ini dalam konteks globalisasi dan persaingan yang semakin ketat.
Manu, salah satu mahasiswa Angkatan 2023 menilai pengumuman yang mendadak dan kurangnya konsultasi dengan mahasiswa menimbulkan ketidakpuasan. Manu mengkhawatirkan bahwa kebijakan ini tidak mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi nyata mahasiswa, serta dapat menambah beban mereka. Mahasiswa lainnya juga mengeluhkan waktu yang singkat untuk mengisi Form Aspirasi, hal itu menyebabkan beberapa mahasiswa tidak sempat memberikan masukan. Mereka juga menyatakan kekhawatiran mereka tentang gangguan pada kelompok belajar yang sudah terbentuk dan dampak psikologis dari adaptasi ke lingkungan kelas yang baru.
“Saya merasa sedikit tidak nyaman dengan adanya roling kelas ini. Saya takut jika nantinya saya kesulitan beradaptasi di kelas yang baru sehingga mengganggu pembelajaran saya dikelas,” ucap Firah, mahasiswi dari Program Studi S1 Akuntansi mengungkapkan kekecewaannya.
Beberapa mahasiswa dari Program Studi S1 Akuntansi maupun S1 Ekonomi Pembangunan juga mengeluhkan bahwa mereka harus berpisah dengan teman-teman dekat dan beradaptasi dengan orang baru yang dikhawatirkan akan terjadi perselisihan akibat kesalahpahaman terutama pada saat diskusi kelompok.
“Saya pribadi merasa bingung karena informasi ini terlalu tiba-tiba dan hanya bisa pasrah sebab kebijakan ini sudah berjalan dan pembagian kelas sudah ditentukan,” ujar Tiqah, mahasiswi dari Program Studi S1 Akuntansi berpendapat.
Bapak Dr. Asrid Juniar, SE., MM., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni menjelaskan bahwa kebijakan rolling kelas ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan menyeluruh bagi mahasiswa. Bapak Asrid Juniar juga mengungkapkan bahwa kebijakan rolling kelas ini berakar dari usulan sistem acak yang sudah ada sejak 2012, tetapi baru diterapkan sekarang. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan membangun jejaring yang lebih luas.
“Kami ingin mahasiswa angkatan 2023 menjadi contoh bagi program studi lainnya dengan menjadikan mereka lebih solid dan mampu bersaing secara global, mahasiswa juga diharapkan dapat keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan berbagai perubahan. Ini adalah langkah untuk memajukan mereka dalam jangka panjang, ” ujarnya.
Bapak Asrid Juniar menekankan bahwa kebijakan rolling kelas ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk meningkatkan kreativitas dan jejaring sosial mahasiswa. Menurutnya, sistem acak ini dirancang untuk memfasilitasi pertemuan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang, sejalan dengan praktik yang telah diterapkan di universitas lain sejak lama.
“Kami juga berharap kebijakan ini dapat melatih mental mahasiswa agar mampu berkompetisi serta dapat mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik,” tambah Pak Asrid Juniar.
Bapak Asrid Juniar menekankan bahwa kebijakan rolling kelas ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk meningkatkan kreativitas dan jejaring sosial mahasiswa. Menurutnya, sistem acak ini dirancang untuk memfasilitasi pertemuan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang, sejalan dengan praktik yang telah diterapkan di universitas lain sejak lama.
Meskipun kebijakan ini menimbulkan ketidaknyamanan di awal, ia berpendapat bahwa perubahan ini penting untuk mendorong mahasiswa keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan situasi baru. Dalam hal ini juga dijelaskan bahwa tidak hanya mahasiswa tetapi dosen pun akan di rolling. Beliau juga mengusulkan nantinya perkuliahan akan digabung dengan rektorat sehingga akan ada mata kuliah umum yang mahasiswanya dari seluruh penjuru fakultas yang ada di ULM. Dengan demikian, kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menyusun kelas menjadi lebih dinamis, tetapi juga untuk mempersiapkan mahasiswa agar lebih kompetitif dan fleksibel dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Jurnalis: Dwi Risa Apriliana Rizky Amaliah Redaktur: Nur Jaidah